Minggu, 07 Juni 2020

analisis unsur intrinsik dan ekstrinsik

Dengan Puisi Aku
(Taufiq ismail)

Dengan puisi aku bernyanyi…
Sampai senja umurku nanti..
Dengan puisi aku bercinta…
Berbaur cakrawala…

Dengan puisi aku mengenang…
Keabadian Yang Akan Datang…
Dengan puisi aku menangis…
Jarum waktu bila kejam mengiris..

Dengan puisi aku mengutuk…
Napas jaman yang busuk…
Dengan puisi aku berdoa..
Perkenankanlah kiranya…

"Analisis unsur instrinsik dan ekstrinsik"

1. Makna puisi keseluruhan

Puisi ini menceritakan tentang kegunaan puisi. Puisi bukan sekedar karya seni tetap ia adalah curahan hati seorang penulis. Saat bahagia, sedih, berbunga-bunga dan sampai mengutuk. Puisi adalah cara yang elegan untuk menyampaikan kata hati. Dan juga tentang semua peristiwa yang terjadi sehari-hari pada setiap manusia. Karena itulah manusia harus dihargai.

2. Unsur intrinsik puisi:                                  

  • Tema Puisi
Dalam puisi ini, penyair memberikan tema kemanusiaan. Melalui peristiwa atau tragedi yang digambarkan penyair dalam puisi ini berusaha meyakinkan ketinggian martabat manusia, oleh kerena itu manusia harus dihargai.
  • Nada dan Perasa Puisi
Dalam  puisi ini, penyair memberikan nada yang kharismatik.
  • Perasaan dalam Puisi
Puisi merupakan perwakilan perasaan penyair, perasaan menjiwai puisi “Dengan Puisi, Aku”  karya Taufiq Ismail ini mengungkapkan perasaan yang terasing.
  • Amanat Puisi
Amanat yang terkandung dalam puisi tersebut adalah :
  1. Meskipun usia terus berlanjut, tetapi jangan pernah berhenti untuk berkarya.
  2. Menyayangi sekitar
  3. Renungkanlah kehidupan yang telah berlalu, dan renungkan pula kehidupan yang akan datang, agar menjadi lebih baik lagi.
  4. Pertahankanlah norma dan etika, sekalipun zaman sudah rusak .
  5. Teruslah berdoa agar semua berubah kearah yang lebih baik.
  • Makna kias
Dengan puisi aku menangis
Jarum waktu bila kejam meringgis
Dalam puisi tersebut makna kias terdapat pada kata “meringis”, yang dapat diartikan menangis.

Dalam puisi karya Taufiq Ismail ini, mempunyai persamaan bunyi yang harmonitis.

CIRI-CIRI KEBAHASAAN PUISI
  • Pemadatan bahasa
Dengan puisi aku bernyanyi
Sampai senja umurku nanti
Dengan puisi aku bercerita
Berbatas cakrawala
Kunci utama bait itu adalah” dengan puisi aku bercerita, berbatas cakrawala”
Mungkin yang penyair maksud dari penggalan puisi tersebut menyatakan bahwa,dia menceritakan kehidupannya lewat puisi setinggi langit.

3. Unsur Ekstrinsik 

Unsur biografi:

    Taufiq Ismail lahir dari pasangan A. Gaffar Ismail (1911-1998) asal Banuhampu, Agam dan Sitti Nur Muhammad Nur (1914-1982) asal Pandai Sikek, Tanah Datar, Sumatera Barat. Ayahnya adalah seorang ulama dan pendiri PERMI. Ia menghabiskan masa SD di Solo, Semarang, dan Yogyakarta, SMP di Bukittinggi, dan SMA di Pekalongan. Taufiq tumbuh dalam keluarga guru dan wartawanyang suka membaca. Ia telah bercita-cita menjadi sastrawan sejak masih SMA. Dengan pilihan sendiri, ia menjadi dokter hewan dan ahli peternakan karena ingin memiliki bisnis peternakan guna menafkahi cita-cita kesastraannya. Ia tamat FKHP-UI Bogor pada1963 tetapi gagal punya usaha ternak yang dulu direncanakannya di sebuah pulau di Selat Malaka.

  Pada tahun 1956–1957 ia memenangkan beasiswa American Field Service Interntional School guna mengikuti Whitefish Bay High School di Milwaukee, Wisconsin, AS, angkatan pertama dari Indonesia.

   Semasa mahasiswa Taufiq Ismail aktif dalam berbagai kegiatan. Tercatat, ia pernah menjadi Ketua Senat Mahasiswa FKHP UI (1960–1961) dan Wakil Ketua Dewan Mahasiswa (1960–1962). Ia pernah mengajar sebagai guru bahasa di SMA Regina Pacis, Bogor (1963-1965), guru Ilmu Pengantar Peternakan di Pesantren Darul Fallah, Ciampea (1962), dan asisten dosen Manajemen Peternakan Fakultas Peternakan, Universitas Indonesia Bogor dan IPB (1961-1964). Karena menandatangani Manifes Kebudayaan, yang dinyatakan terlarang oleh Presiden Soekarno, ia batal dikirim untuk studi lanjutan ke Universitas Kentucky dan Florida. Ia kemudian dipecat sebagai pegawai negeri pada tahun 1964.

    Taufiq menjadi kolumnis Harian KAMI pada tahun 1966-1970. Kemudian, Taufiq bersama Mochtar Lubis, P.K. Oyong, Zaini, dan Arief Budiman mendirikan Yayasan Indonesia, yang kemudian juga melahirkan majalah sastra Horison (1966). Sampai sekarang ini ia memimpin majalah itu.

    Atas kerja sama dengan  musisi sejak 1974, terutama dengan Himpunan Musik Bimbo (Hardjakusumah bersaudara), Chrisye, Ian Antono, dan Ucok Harahap, Taufiq telah menghasilkan sebanyak 75 lagu.

    Taufiq Ismail menikah dengan Esiyati Yatim pada tahun 1971 dan dikaruniai seorang anak laki-laki, Bram Ismail. Bersama keluarga ia tinggal di Jalan Utan Kayu Raya 66-E, Jakarta 13120.


   Puisi tersebut memiliki unsur kemanusiaan yang kental. Dalam puisi tersebut diceritakan bahwa seorang penulis puisi sangat bertumpu pada kejadian atau peristiwa sehari-hari. penyair dalam puisi ini berusaha meyakinkan ketinggian martabat manusia, oleh kerena itu manusia harus dihargai.


Penulis: Siti Salwa                                          Rangkas, 7 Juni 2020